Tren E-Commerce yang Mendorong Ritel Online di 2024

logo

Tren E-Commerce yang Mendorong Ritel Online di 2024

Merek eCommerce terus berinovasi dalam menciptakan cara-cara baru untuk terhubung dengan pelanggan online dan mempersempit kesenjangan antara pengalaman berbelanja online dan offline.

Saat ini, pelanggan tidak perlu lagi mengunjungi situs web merek untuk berbelanja; merek-merek tersebut akan menemukan pelanggan di tempat mereka berada. Menarik untuk berspekulasi tentang apa yang akan terjadi pada eCommerce di tahun 2024. Berikut adalah tren eCommerce yang mendorong ritel online di tahun ini.
 

jasa digital marketing

 

1) Pertumbuhan Social Commerce

Social commerce adalah penjualan produk secara langsung melalui platform media sosial. Berbeda dengan pemasaran media sosial, di mana konsumen diarahkan ke toko online atau aplikasi, social commerce memungkinkan mereka untuk melakukan pembayaran langsung dalam jaringan yang sedang mereka gunakan.

Poin penting di sini adalah bahwa social commerce memungkinkan pemasar membangun pengalaman eCommerce yang mulus langsung di dalam platform sosial, yang merupakan tujuan paling populer di web. Konsumen dapat dengan mudah meninjau dan membeli produk tanpa harus meninggalkan platform.

Alasan bagi merek untuk mempertimbangkan social commerce:

  • Menciptakan pengalaman berbelanja tanpa hambatan: Retailer dapat membangun kepercayaan konsumen dan meningkatkan penjualan dengan menghilangkan hambatan dan memungkinkan pembelian langsung dengan satu klik.

  • Menjangkau pelanggan di tempat yang relevan: Banyak saluran, termasuk Instagram dan Facebook, berfungsi sebagai mesin penemuan merek. Pelanggan terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti mencari inspirasi dari influencer dan postingan merek, serta mengirim pesan langsung kepada teman untuk meminta pendapat saat berbelanja.

  • Manfaat dari ledakan eCommerce: Konsumen semakin terbiasa dengan belanja online, memberi pemasar kesempatan untuk bereksperimen dan belajar di berbagai saluran.

Di dalam Facebook, Instagram, dan Pinterest, tersedia toko digital yang di-host langsung di dalam jaringan sosial, memungkinkan pengguna untuk menelusuri daftar produk tanpa meninggalkan platform.
 

2) Munculnya AI dan Augmented Reality

Teknologi AR dan AI telah membuktikan bahwa konsumen tidak perlu hadir secara fisik di toko merek untuk menikmati pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Mereka dapat merasakan sentuhan, rasa, dan kecocokan produk menggunakan ruang ganti virtual dan asisten toko dari kenyamanan rumah mereka.

Sekitar 40% perusahaan ritel sudah menggunakan AI, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat pesat. Para ahli industri berharap setidaknya 70% retailer akan mengadopsi AI dalam dua tahun ke depan. Dengan mengimplementasikan AI, retailer dapat mengelola jumlah model SKU di setiap toko, menghemat biaya dalam rantai pasokan, dan memberikan pengalaman pelanggan yang optimal.

Kemunculan Metaverse, atau dunia virtual yang imersif di mana orang dapat berkumpul, bekerja, dan berinteraksi, semakin menekankan perlunya retailer mengadopsi teknologi Augmented Reality. Produk sebuah merek harus siap untuk dihadirkan di lingkungan baru yang sedang berkembang ini. Tantangan utamanya adalah kurangnya model 3D, karena selama ini merek-merek hanya eksis secara online dalam model 2D.
 

3) Pesan Belanja Lokal untuk Bisnis

Tampaknya pesan belanja lokal akan tetap relevan dalam jangka panjang. Prediksi mengejutkan dari IBM menyatakan bahwa pembelian lokal akan mengalahkan belanja online. Laporan dari KPMG menyebutkan, “rumah benar-benar telah menjadi pusat aktivitas selama tahun 2020, dan ini akan terus berlanjut di tahun mendatang."

Ini akan semakin meningkatkan jalan-jalan lokal, dengan retailer independen dan toko kelontong yang berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan pusat-pusat kota dan pinggiran kota sepanjang minggu kerja. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa konsumen tidak tertarik untuk menghabiskan lebih banyak waktu di supermarket besar dan retailer utama, serta lebih memilih mendukung bisnis lokal atau menikmati pengalaman digital yang nyaman di toko-toko independen.

Ini adalah berita bagus bagi bisnis lokal dan pelanggan mereka. Namun, ada catatan penting: Bisnis lokal akan berkembang jika mereka fokus memberikan sesuatu yang unik, yang membedakan mereka dari pesaing, dan yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan mereka. Selain itu, mereka harus memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia melalui teknologi untuk memastikan bahwa mereka dapat terus beradaptasi dan berkembang. Jika tidak, peluang mereka untuk bertahan hidup akan sebanding dengan dinosaurus besar.
 

4) Chatbot adalah Masa Depan Ritel E-Commerce

Diperkirakan sekitar 47% organisasi akan menggunakan chatbot untuk layanan pelanggan, dan 40% akan menerapkan asisten virtual. Estimasi lain menunjukkan bahwa lebih dari 50% perusahaan akan menghabiskan lebih banyak dana per tahun untuk pembuatan chatbot daripada pengembangan aplikasi seluler tradisional.

Yang paling penting, ukuran pasar global untuk chatbot diperkirakan akan mencapai lebih dari $1,34 miliar pada tahun 2024. Memanfaatkan teknologi seperti Natural Language Processing (NLP) dan AI telah menghasilkan peningkatan berkelanjutan dalam pengalaman chatbot bagi bisnis.

Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2024, dengan chatbot yang diharapkan semakin berperilaku seperti manusia. AI percakapan memungkinkan chatbot untuk mengenali aksen, merespons sentimen dalam instruksi, dan memberikan tanggapan yang disesuaikan, sehingga meningkatkan pengalaman keseluruhan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Sebagai contoh, commerce percakapan telah mendapat manfaat besar dari teknologi chatbot. Sekarang, merek dapat terlibat dalam percakapan yang dipersonalisasi dengan pelanggan mereka. Pelanggan juga dapat merasakan interaksi yang mirip dengan yang mereka lakukan dengan seorang penjual. Dengan menciptakan dialog tersebut dan menyederhanakan prosesnya, merek dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk pembelian.
 

5) Tren Pembayaran yang Membentuk Masa Depan eCommerce

Buy Now Pay Later (BNPL)

Juniper Research memprediksi bahwa pada tahun 2026, pengeluaran global melalui layanan Buy Now Pay Later (BNPL) akan mencapai $995 miliar, hampir empat kali lipat dari angka saat ini. Model 'Buy Now, Pay Later' (BNPL) telah menyapu dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Penyedia BNPL seperti LazyPay, Simpl Pay Later, dan Flipkart Pay Later telah mengubah pengalaman checkout dengan menciptakan kategori baru dan mengubah cara pelanggan membayar secara permanen. Dan mudah untuk melihat alasannya - model BNPL baru memungkinkan pelanggan untuk menyebar biaya pembelian sambil tetap mendapatkan apa yang mereka inginkan – seringkali tanpa bunga jika pelanggan membayar tagihan tepat waktu.
 

Teknologi Tanpa Kontak Mengubah Dunia

Karena semakin populernya dompet digital, teknologi pembayaran tanpa kontak menjadi lebih umum di berbagai situasi. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kode QR telah membuka era baru kemungkinan tanpa kontak. Pembayaran instan di pihak pelanggan dimungkinkan dengan memindai kode pada POS retailer, yang berarti bahwa baik Anda sedang menelusuri media sosial atau berbelanja di retailer online favorit Anda, belanja tidak pernah secepat ini.

Kode QR berfungsi sebagai alternatif yang lebih murah dibandingkan dengan chip dan pin dalam kehidupan nyata. Misalnya, di restoran, Anda dapat membaca menu, memindai makanan yang Anda inginkan, dan membayarnya dalam hitungan detik. Adopsi kode QR di toko-toko dapat membantu pedagang menyajikan pengalaman omnichannel yang mulus dengan memungkinkan konsumen untuk memindai barang dan membayar langsung di ponsel mereka tanpa harus mengantri.
 

6) Personalisasi

Merek yang sukses menempatkan pelanggan di pusat semua upaya pemasaran, dan personalisasi adalah inti dari strategi ini. 80% pelanggan lebih cenderung membeli produk atau layanan dari merek yang menyediakan pengalaman yang dipersonalisasi. Lalu, apa artinya ini bagi merek eCommerce? Artinya, semakin bermakna komunikasi Anda dengan pembeli, semakin baik hasilnya.

Upaya pemasaran harus difokuskan pada:

  • Menyesuaikan dengan minat dan perilaku belanja pelanggan

  • Menawarkan penawaran atau insentif yang luar biasa

  • Menceritakan kisah yang baik untuk terhubung dengan audiens

Apa yang tidak boleh dilakukan oleh merek?

  • Mencoba menjual produk yang sudah dimiliki pelanggan

  • Membicarakan topik yang tidak diminati pelanggan

  • Salah mengeja nama pelanggan dalam komunikasi

  • Salah mengidentifikasi identitas atau jenis kelamin pelanggan

  • Salah menentukan lokasi pelanggan
     

7) Pencarian Suara untuk Berbelanja

Berikut adalah beberapa statistik penting yang menunjukkan masa depan yang menarik untuk belanja dengan pencarian suara di tahun 2024:

  • Hampir tujuh dari sepuluh pelanggan lebih suka menggunakan pencarian suara untuk melakukan pencarian dibandingkan dengan metode mengetik tradisional.

  • Suara diperkirakan menjadi saluran senilai $40 miliar pada tahun 2024. Saat ini, belanja melalui suara mencapai sekitar $2 miliar dalam pengeluaran konsumen.

  • Hingga 43% pemilik perangkat berkemampuan suara menggunakan pencarian suara untuk menemukan informasi bisnis lokal. Pencarian suara sering digunakan untuk meneliti dan menemukan bisnis lokal karena kenyamanannya bagi pelanggan yang sedang bepergian.

Beberapa contoh asisten pencarian suara yang digunakan untuk berbelanja adalah Siri dari Apple, Google Assistant, Bixby dari Samsung, dan Cortana dari Microsoft.
 

8) Penjualan Omnichannel

Penjualan omnichannel adalah fase modern eCommerce yang digunakan oleh bisnis untuk memungkinkan pelanggan mereka menggunakan beberapa saluran penjualan untuk melakukan satu transaksi penjualan. Teknologi ini berfokus pada integrasi berbagai saluran komunikasi seperti - mobile, web, media sosial, point of sale, dan bahkan toko fisik untuk menjual produk lebih efisien, meningkatkan jangkauan merek, dan memenuhi lebih banyak pesanan pelanggan.

Manfaat utama dari penjualan omnichannel:

  • Bisnis dapat melihat inventaris mereka di seluruh saluran, menciptakan transparansi inventaris yang tinggi.

  • Ketika retailer dapat melihat inventaris mereka di seluruh saluran penjualan, mereka dapat memenuhi lebih banyak pesanan.

  • Peningkatan visibilitas terhadap inventaris, penjualan, dan permintaan memungkinkan retailer eCommerce untuk memperkirakan penjualan dan kebutuhan restocking dengan lebih efektif.

  • Memiliki sistem omnichannel yang memusatkan semua informasi bisnis tentang perilaku pembelian pelanggan dapat membantu menurunkan pengeluaran iklan.

  • Memanfaatkan sistem omnichannel yang meningkatkan akurasi perkiraan dan pemesanan menghasilkan lebih sedikit barang yang mengumpulkan debu di rak dan tagihan penyimpanan yang lebih rendah.

  • Bisnis yang dilengkapi omnichannel dapat dengan mudah menambahkan saluran penjualan baru karena data telah dikonsolidasikan. Produk baru dapat ditambahkan ke pasar lain dan toko online dengan mudah.
     

9) Visual Commerce

Sebuah studi eye-tracking dari Nielsen Norman Group menunjukkan bahwa menggunakan foto yang detail lebih menarik daripada menyertakan gambar yang lebih umum dan stok. Visual commerce adalah tren yang sedang berkembang di mana konten sosial diubah menjadi konten yang dapat dibeli menggunakan platform social commerce.

Merek membangun etalase visual commerce mereka dengan mengkurasi konten yang dibuat pengguna dari berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Pinterest, serta menambahkan tag yang dapat dibeli ke dalamnya.

Pemasar akan memasarkan produk mereka secara visual karena gambar menjual, video menjual, dan konten yang dibuat pengguna menjual di dunia visual saat ini. Social commerce di Instagram adalah contoh luar biasa dari promosi eCommerce visual.

Bagaimana visual commerce menguntungkan merek dan pertumbuhannya?

  • Konten yang dapat dibeli memperkuat keputusan pembelian pelanggan.

  • Ini menawarkan cara yang menarik untuk memasuki pikiran pengguna dan mempengaruhi mereka dengan gambar yang menggugah, menarik, dan penuh warna.

  • Menawarkan cara iklan yang sah dalam bentuk Konten yang Dibuat Pengguna (User Generated Content - UGC).
     

10) Keberlanjutan

Menurut penelitian McKinsey, perusahaan dengan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) yang tinggi mengungguli rata-rata pasar dalam hal pendapatan jangka menengah dan panjang. Keberlanjutan eCommerce memerlukan pengembangan merek yang mendukung aktivitas yang ramah lingkungan, mulai dari kemasan hijau hingga pengiriman yang lebih ramah lingkungan. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan demi planet ini, tetapi juga merupakan pesan yang baik bagi konsumen untuk mendukung merek tersebut. Dengan kata lain, menjadi hijau dapat membantu Anda meningkatkan pangsa pasar sekaligus berkontribusi untuk membuat planet ini lebih layak huni.

Empat cara yang dapat membantu mencapai tujuan keberlanjutan:

  • Gunakan tekstil daur ulang

  • Manfaatkan kemasan yang dapat digunakan kembali

  • Pilih opsi pengiriman yang mengurangi jejak karbon

  • Donasi untuk tujuan lingkungan

Merek eCommerce dengan model bisnis berkelanjutan adalah Hello Fresh, Patagonia, Veja, Lush, Wolf & Badger. Apakah Anda tertarik dengan tren eCommerce yang luar biasa ini untuk tahun 2024? Industri eCommerce sangat besar dan akan terus berkembang di seluruh dunia.

Ada begitu banyak aspek berbeda dalam industri ini dan banyak hal yang akan berubah dengan cepat dalam beberapa tahun mendatang karena teknologi terbaru dan perilaku pelanggan yang terus berkembang.

Beberapa tren eCommerce yang menjanjikan yang dapat Anda harapkan tahun ini termasuk peningkatan dalam belanja omnichannel, tren belanja lokal, peningkatan personalisasi, dan banyak lainnya yang akan mengubah cara kerja eCommerce. Ingin memulai karir eCommerce Anda sebagai pengusaha dengan meluncurkan situs web eCommerce yang siap jual? Hubungi kami sekarang.

Tags
© Copyright 2018 jasaaplikasikeuangan.com, Jasa Pembuatan Aplikasi Keuangan Jakarta, Aplikasi Developer dan Digital Marketing Profesional, All Rights Reserved by WANTeknologi

jasaaplikasikeuangan.com by PT WAN Teknologi Interinasional telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM sebagai penyedia layanan dan jasa pembuatan aplikasi, desain, sistem informasi, software, website, pengadaan barang – barang teknologi informasi dan bidang teknologi informasi lainnya. WAN Teknologi juga merupakan partner teknologi informasi untuk perorangan, perusahaan sekala nasional hingga multinasional yang berpengalaman dan profesional.

Dark Mode Activate
icon icon

Chat